Total Pageviews

Monday, March 5, 2012

Mimpi Indonesia Miliki Kereta Api Supercepat


DELAPAN hingga 18 tahun mendatang atau pada tahun 2020-2030, Indonesia bakal memiliki kereta api supercepat, sebagaimana yang dimiliki Jepang, China dan negara-negara maju lainnya.

Mimpi memiliki alat transportasi darat yang laksana kilat itu rupanya bukan khayalan, melainkan suatu embrio fakta, karena mulai tahun 2010 sudah dipersiapkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) 2010-2030. Targetnya adalah membangun proyek kereta api supercepat pada 2020 mendatang.

Jika hal itu kelak terwujud, maka jarak tempuh Jakarta-Surabaya 685 km yang biasa ditempuh dengan KA Argo Muria, Argo Bromo maupun Sembrani memakan waktu sekitar 10 jam, maka dengan kereta supercepat itu hanya membutuhkan waktu  2 jam 53 menit. Sebab speed-nya mencapai 300 km per jam.

Dengan demikian, jika penumpang dari Surabaya pergi ke Jakarta dengan naik kereta supercepat itu pukul 05.00, sampai di Jakarta pukul 08.00. Begitu juga sebaliknya. Ini sangat menguntungkan bagi pengguna kereta tersebut, karena dapat menghemat waktu perjalanan sekitar 7 jam.

Kereta yang diidam-idamkan itu direncanakan diberi nama Argo Cahaya dengan melayani rute Jakarta-Surabaya, dan hanya berhenti di beberapa stasiun saja. Itu pun stasiunnya tidak bercampur dengan stasiun yang sudah ada seperti sekarang ini, tetapi akan dibangun stasiun dan rel tersendiri, khusus KA Argo Cahaya. Stasiun dan rel tersebut tidak bersinggungan dengan transportasi darat lainnya, sehingga perjalanan Argo Cahaya bisa cepat bagai kilat.
Sebagaimana diketahui dalam situs Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum lama ini, Setjen Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Nugroho Indrio mengungkapkan, masa pengerjaan proyek KA Argo Cahaya senilai 20 miliar dolar Amerika atau setara Rp 180 triliun itu butuh waktu tujuh tahun. Sebagai langkah awal, pada April 2012, Ditjen Perkeretaapian akan menggelar railway talk di Negara Sakura yang dikoordinasi Atase Perhubungan di Jepang.

Sejak 1980

Railway talk akan dihadiri sejumlah lembaga swasta dan pemerintah Jepang, calon pemberi pinjaman, operator kereta api cepat, pabrik-pabrik pembuat kereta api cepat, perusahaan komponen pemasok pembuat KA cepat,  dan perusahaan yang merancang sistem KA cepat tersebut. Termasuk perusahaan yang merancang sarana, prasarana serta infrastruktur KA cepat di Jepang.
Nugroho mengatakan, sebenarnya gagasan pengembangan kereta api supercepat Jakarta-Surabaya sudah ada sejak 1980, karena transportasi KA memiliki prospek yang baik, terutama angkutan penumpang. Pembangunan KA  supercepat ini akan memberikan nilai tambah pada keseluruhan sistem transportasi, mengurangi beban jalan raya, penghematan energi, pengurangan polusi dan masyarakat mempunyai pilihan dalam menggunakan  moda transportasi.
''Master plan and feasibility study for high speed train on Jawa Nort Line, sebenarnya sudah dilakukan pada 1987,'' kata dia. KA Argo Cahaya tersebut, nantinya mirip model KA Shinkansen Jepang. Pilihan model ini karena selama 45 tahun Shinkansen berhasil zero accident alias tanpa kecelakaan.

Sementara itu, dana sebesar Rp 180 triilun untuk mewujudkan mimpi Indonesia mempunyai KA Argo Cahaya itu akan dipinjami Jepang dengan masa pengembalian 40 tahun. Menurut Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, untuk kontruksinya, proyek KA supercepat ini akan menelan dana 14,3 miliar dolar Amerika dan ditambah detail engineering design sekitar 5 miliar dolar Amerika.

''Kami akan buat rencana yang jelas dan rencana itu sangat masuk akal untuk di realisasikan. Sudah ada pembicaraan awal dengan pihak Jepang dengan loan (pinjaman) selama 40 tahun,'' kata Tundjung dalam situs Kementerian Perhubungan, belum lama ini. (24)


- Moch Danny Fadly, penulis lepas, tinggal di Semarang.

0 komentar:

Post a Comment