Mahalnya biaya pendidikan ternyata membuat banyak anak muda di
Indonesia pesimis terhadap masa depannya, terutama mereka yang berasal
dari keluarga miskin.
Umumnya anak muda di Indonesia yakin
pendidikan sebagai jaminan masa depan yang lebih baik. Namun anak muda
dari keluarga kurang mampu umumnya menganggap masa depan mereka suram
karena biaya pendidikan mahal buat mereka sehingga sulit diakses.
Demikian
hasil survei yang dilakukan Pamela Nilan, seorang Guru Besar dari
Universitas Newcastle, Australia. "Hasil survei yang kami lakukan
menyebutkan anak muda dari kelas sosial bawah di Indonesia merasa tidak
mempunyai peluang besar di masa depan karena faktor ekonomi. Salah
satunya adalah biaya pendidikan yang mahal," kata Nilan dalam kuliah
umum Indonesian Youth in the New Millenium: What do they think lies head, di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Senin (11/6/2012).
Lebih
lanjut ia menjelaskan, impian anak muda terhadap masa depan yang sukses
dipengaruhi oleh status sosial ekonomi mereka. Anak muda dari kelas
sosial bawah cenderung melihat bahwa kurangnya uang, akses, kesempatan
dan sumber daya sebagai hambatan untuk meraih kesuksesan mereka.
"Sementara
pada anak muda dari kelas sosial atas, hambatan untuk meraih sukses
justru terletak pada sifat negatif dari diri mereka sendiri," ungkapnya.
Dari
ribuan pemuda yang disurvei di sembilan lokasi, Jakarta, Bali, Solo,
Jogjakarta, Banjarnegara, Lombok, Flores, Sorowako dan Sumatra Barat
menganggap, masa depan mereka akan baik apabila mendapatkan akses
pendidikan yang lebih baik.
"Mayoritas mereka menginginkan karir
dan pekerjaan yang lebih baik daripada orang tua mereka. Sepertiga
pemuda yang disurvei menginginkan pekerjaan sebagai professional.
Kalangan perempuan lebih menginginkan pekerjaan professional dibanding
laki-laki. Sebagian besar dari mereka menginginkan bekerja di sektor
swasta, dan hanya 7,6% tertarik pada pekerjaan sebagai pegawai negeri,"
kata Nilan.
0 komentar:
Post a Comment